Tugas
Resum Sosiologi pendidikan Kelompok 1
Ana Fatimatur Rohmah (
084 121 403 )
Alvina Turia (
084 121 413 )
1.
Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi
pendidikan terdiri dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam
sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya ialah aspek-aspek
sosiologi dalam pendidikan.
a.
Sosiologi
Secara harfiah atau etimologis (defenisi
nominal), Sosiologi berasal dari bahasa Latin: Socius = teman, kawan, sahabat,
dan Logos = ilmu pengetahuan. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman
yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Sedangkan secara operasional
beberapa pakar sosiologi mendefenisikan sebagai berikut: menurut Pitirium Sorokin
mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
1.
Hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya:
antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan
ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya)
2.
Hubungan
dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial
(misalnya: gejala geografis, biologis dan sebagainya).
Menurut Roucek
dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. Menurut Selo Soemarjan dan
Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial selanjutnya. Struktur sosial adalah keseluruhan
jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial
(norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta
lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai
segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan
ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi
kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan
lain sebagainya.[1]
b.
Pendidikan
Pendidikan
berasal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pen dan akhiran an, yang
maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, atau mengajar dan mendidik
itu sendiri. Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan,
pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua
anak didik secara formal maupun nor formal dengan tujuan membentuk anak didik
yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu
sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Menurut Crow dan Corw
pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok
bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat dan budaya
serta kelembagaan sosial dari gerasi kegenerasi. Menurut Driya Karya Pendidikan
adalah upaya memanusiakan manusia muda. Menurut Ki Hajar Dewantoro adalah
daya upaya untuk memajukan bertambahnya budi pekerti atau kekuatan batin,
pikiran (intelek) dan jasmani anak. [2]
Dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bab 1
pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.[3]
Beberapa pemikiran pakar mengenai sosiologi pendidikan yang
dikemukakan oleh Ahmadi (1991). Menurut George Payne, yang kerap disebut
sebagai bapak sosiologi pendidikan, mengemukakan secara konsepsional yang
dimaksud dengan sosiolgi pendidikan adalah by educational sosiologi we the
science whith desribes andexlains the institution, social group, and social
processes, that is the spcial relationships in which or through which the
individual gains and organizes experiences”. Payne menegaskan bahwa, di
dalam lembaga-lembaga, kelompok-kelompok social, proses social, terdapatlah apa
yang yang dinamakan social itu individu memproleh dan mengorganisir
pengalamannya-pengalamannya. Inilah yang merupaka asepek-aspek atau prinsip-prinsip
sosiologisnya.
F.G Robbins dan Brown mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan
adalah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan social yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalamannya.
Sosiologi pendidikan mempelajari kelakukan social serta perinsip-perinsip untuk
mengontrolnya.
Dengan berbagai definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa
sosiologi pendidikan merupakan bagian dari matakuliah dasar kependidikan di
lembaga pendidikan tenaga kependidikan dan sifatnya wajib diberikan kepada
seluruh peserta didik.
2.
Tujuan sosiologi pendidikan
Francis Broun mengemukakan bahwa sosiologi
pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat
dan cara individu memproleh dan mengorganisasi pengalamannya. Sedang S.
Nasution mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah Ilmu yang berusaha untuk
mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk memproleh
perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Dari kedua pengertian dan
beberapa pengertian yang telah dikemukakan dapat disebutkan beberapa konsep
tentang tujuan sosiologi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
- Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatiakan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia yang religius pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur intlektual pula, dan sebagainya.
- Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan social. Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah kesejahteraan social). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.
- Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberi kepada guru- guru (termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan – latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan sebagainya. Dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah – masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal – hal pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya. Sosiologi pendidikan ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola- pola sosial yang terdapat dalam sistem pendidikan.[4]
[1] Soerjono
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), 17-18.
[2]
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
53.
[3]
Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan (Jakarta: 2006), 05.
[4] https://muhammadaiz.wordpress.com/materi-sosiologi-pendidikan/tanggal:
01 Maret 2015, jam: 21.35.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar