Nama : Alvina Turia UTS Makul :
Mnagamen Pendidikan
Nim : 084 121
413 Dosen : Asmi faiqatul Himmah, M.Pd
1.
Temukan
sebuah permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan (sekolah/madrasah)
yang disebabkan karena tidak berjalannya sistem manajemen yang ada dalam
lembaga tersebut. Deskripsikan serta carilah kaitannya dengan kepemimpinan dari
top leader lembaga tersebut (kepala sekolah) yang menyebabkan masalah tersebut
ada?
Jawab:
Permasalahan: Katanya PNS,
faktanya tidak berkualitas.
Deskripsi : Hal seperti ini banyak terjadi di sekolah umum yang
memiliki manajemen berbasis sekolahnya rendah atau dikatakan manajemennya belum
berjalan sesuai dengan tujuannya. Pada dasarnya madrasah menginginkan guru
profesional didalam bidangnya, ternyata malah sangat memprihatinkan, yakni guru
yang dianggapnya professional itu nol dalam bidang pelajaran yang diampu
olehnya. Karna, lembaga pendidikan tersebut ketika menyeleksi guru untuk
menjadi seorang pendidik kurang teliti. Yakni lebih tergiur dari lulusan
terpandang dan menilai bahwasanya nilai bagus itu menjadi tolak ukur kepandaian
seorang guru tersebut. Padahal belum tentu orang yang gelarnya sarjana hingga
doctor itu pandai dan mengerti. Mudah mencari orang pandai namun sulit mencari
orang yang pandai dan mengerti. Jadi kaitannya dengan sekolah disini yaitu
ketika ada penerimaan guru baru harus betul - betul teliti dalam menyeleksi
guru, karna kepala sekolah berhubungan secara langsung dengan pengambilan
keputusan. Dimulai dari penyeleksian guru hingga evaluasi hasilnya juga sangat
mempengaruhi di dalam lembaga sekolah tersebut. Apabila manajemennya tidak
berjalan dengan baik maka masalah – masalah itu akan selalu mengiringi dan
tidak akan pernah menemukan solusinya,
berbeda jika manajemennya baik maka silih berganti masalah itu dapat
terselesaikan.
2.
Deskripsikan menurut pendapat anda tentang pengertian, karakteristik,
manfaat, syarat, maksud dan tujuan MBS?
Jawab:
a.
Pengertian
Istilah manajemen berbasis sekolah terdiri dari tiga kata, yaitu:
Manajemen, Berbasis, dan Sekolah. Manajemen adalah pengordinasian dan
penyerasian sumber daya melalui sejumlah unit manajemen untuk mencapai tujuan
atau untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berbasis berarti “berdasarkan pada”
atau “berfokus pada”. Sekolah adalah suatu organisasi terbawah dalam jajaran
Departemen Pendidikan Nasional yang bertugas memberikan bekal “kemampuan dasar”
kepada peserta didik.
Jadi,
Manajemen Berbasis Sekolah adalah pengoordinasian dan penyerasian sumber daya
yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua unsur
kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah.
Menurut saya MBS Merupakan pemberian otonomi
/ kewenangan lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga
sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua
siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dsb) untuk mengelola dan memenuhi
kebutuhan berkembangnya mutu sekolah tersebut.
b.
Karakteristik
Karakteristik MBS bisa
diketahui dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi
sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan sumber daya manusia dan
pengelolaan administrasi. Karakter MBS antara lain:
a) Lingkungan sekolah
yang aman dan tertib
b) Sekolah memiliki
visi dan target yang ingin dicapai
c) Sekolah memiliki
kepemimpinan yang kuat
d) Adanya harapan yang
tinggi dari personel sekolah
e) Adanya pengembangan
staf sesuai kemajuan iptek
f) Adanya evaluasi yang
terus menerus guna perbaikan mutupendidikan
g) Adanya komunikasi
dan dukungan intensif dari orang tua murid dan masyarakat.
c.
Manfaat
a.
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman bagi dirinya dibanding dengan lembaga-lembaga lain.
b.
Sekolah
dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
c.
Sekolah
lebih mengetahui sumber daya yang dimilikinya dan input pendidikan yang akan
dikembangkan serta didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
d.
Sekolah
dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada
pemerintahan, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya sehingga
sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai
sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.
e.
Sekolah
dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan peserta didik,
masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
d.
Syarat
a.
MBS harus mendapat
dukungan staf sekolah.
b.
MBS lebih mungkin
berhasil jika diterapkan secara bertahap. Kemungkinan diperlukan lima tahun
atau lebih untuk menerapkan MBS secara berhasil.
c.
Staf sekolah dan kantor
dinas harus memperoleh pelatihan penerapannya, pada saat yang sama juga harus
belajar menyesuaikan diri dengan peran dan saluran komunikasi yang baru.
d.
Harus disediakan
dukungan anggaran untuk pelatihan dan penyediaan waktu bagi staf untuk bertemu
secara teratur.
e.
Pemerintah pusat dan
daerah harus mendelegasikan wewenang kepada kepala sekolah, dan kepala sekolah
selanjutnya berbagi kewenangan ini dengan para guru dan orang tua murid.
e.
Maksud
MBS merupakan operator kebijakan pendidikan nasional yang
independen, mereka bebas berkreasi sesuai dengan karakter lembaganya masing
masing, baik dimulai dari menentukan standar mutu, standar kurikulum dan
kebijakan lainnya. guru, orang tua, dan
anggota masyarakat lainnya dalam keputusan-keputusan penting itu, MBS dipandang
dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi para murid.
f.
Tujuan
a.
MBS bertujuan untuk
memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk
mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
b.
Meningkatkan mutu
pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibelitas, partisipasi,
keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainbilitas, dan inisiatif sekolah
dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
c.
Meningkatkan kepedulian
warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama.
d.
Meningkatkan tanggung
jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu
sekolahnya, dan Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan penerapan MBS adalah untuk
mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis, meningkatkan
kualitas pendidikan secara umum baik itu menyangkut kualitas pembelajaran,
kualitas kurikulum, kualitas sumber daya manusia baik guru maupun tenaga kependidikan
dan kualitas pelayanan pendidikan secara umum. Bagi sumber daya manusia,
peningkatan kualitas bukan hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya,
melainkan meningkatkan kesejahteraan pula.
3.
Apa persamaan dan perbedaan antara sekolah
yang melaksanakan MBS dan yang tidak melaksanakannya?
Jawab:
a.
Persamaan :
Dari kedua lembaga baik yang melaksanakan MBS
maupun tidak sama – sama memiliki visi dan misi kearah tercapainya
tujuan, sama
– sama memiliki stakeholders, sama-sama memiliki pemimpin (kepala sekolah),
sama –sama suatu lembaga kependidikan yang didalamnya terjadi interaksi
proses belajar mengajar, Memiliki warga (siswa, Guru, Kepala Sekolah, Staf
Guru), Memiliki Logo sekolah
b.
Perbedaan :
Ø Pada Sekolah yang tidak melaksanakan MBS tugas dan fungsi sekolah lebih
pada melaksanakan program dari pada mengambil inisiatif merumuskan dan
melaksanakan program peningkatan mutu yang dibuat sendiri oleh sekolah.
Ø Sedang pada sekolah yang
melaksanakan MBS sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam pengelolan
lembaganya, pengambilan keputusan dilakukan secara partisipasif dan partisipasi
masyarakt makin besar, sekolah lebih luwes dalam mengelola lembaganya,
pendekatan profesionalisme lebih diutamakan dari pada pendekatan birokrasi,
pengelolaan sekolah lebih desentralistik, perubahan sekolah didorong oleh
motivasi diri sekolah dari pada diatur dari luar sekolah, regulasi pendidikan
lebih sederhana peranan pusat bergesr dari mengontrol menjadi mempengaruhi dan
dari mengarahkan ke memfasilitasi, dari menghindari resiko menjadi
mengolah resiko, pengunaan uang lebih
efesien karena sisa anggaran tahun ini dapat digunakan untuk anggaran tahun
depan (Effesiensi-based budgeting),
lebih mengutamakan teamwork,
informasi terbagi ke semua warga
sekolah, lebih mengutamakan pemberdayaan, dan struktur organisasi lebih datar
sehingga lebih efesien. sekolah yang melaksnakan MBS dapat mengembangkan kepemimpinan kepala
sekolah yang demokratis,
4.
Coba jelaskan manajemen sekolah yang dikatakan bermutu mulai dari input,
proses dan outcomenya?
Jawab:
a.
Input : input adalah sesuatu yang berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses. Manajemen
sekolah bisa dikatakan bermutu apabila input di sekolah tersebut melaksanakan kebijakan, tujuan dan sasaran
mutu yang jelas, Sumberdaya Tersedia dan Siap (Artinya, segala
sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan proses pendidikan harus tersedia
dan dalam keadaan siap), Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi, Memiliki
Harapan Prestasi yang tinggi, Fokus pada Pelanggan (khususnya Siswa) =>
Artinya, semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah tertuju utamanya
untuk meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik, visi dan misinya tercapai,
meningkatkan kesejahteraan materi dan non materi.
b.
Proses: Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu
menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya
proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam
pendidikan (tingkat sekolah) proses yang dimaksud adalah proses pengambilan
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses
belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa
proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tinggi dibandingkan dengan
proses-proses yang lain.
c.
Outcame:
Outcame Hasil jangka panjang: dampak jangka
panjang terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem,
penghasilan, pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan
dari lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya. Manajemen sekolah berada
pada seluruh komponen sekolah sebagai sistem, yaitu pada konteks, input,
proses, output, outcome, dan dampak karena manajemen berurusan dengan sistem,
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian hingga
sampai pengontrolan/ pengevaluasian. Kepemimpinan berada pada komponen manusia,
baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun pada peserta didik, karena
kepemimpinan berurusan dengan banyak orang.