Senin, 24 November 2014

uts manajemen pendidikan



Nama              : Alvina Turia              UTS Makul     : Mnagamen Pendidikan
Nim                 : 084 121 413              Dosen              : Asmi faiqatul Himmah, M.Pd
1.      Temukan sebuah permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan (sekolah/madrasah) yang disebabkan karena tidak berjalannya sistem manajemen yang ada dalam lembaga tersebut. Deskripsikan serta carilah kaitannya dengan kepemimpinan dari top leader lembaga tersebut (kepala sekolah) yang menyebabkan masalah tersebut ada?
Jawab:
Permasalahan: Katanya PNS,  faktanya tidak berkualitas.
Deskripsi : Hal seperti ini banyak terjadi di sekolah umum yang memiliki manajemen berbasis sekolahnya rendah atau dikatakan manajemennya belum berjalan sesuai dengan tujuannya. Pada dasarnya madrasah menginginkan guru profesional didalam bidangnya, ternyata malah sangat memprihatinkan, yakni guru yang dianggapnya professional itu nol dalam bidang pelajaran yang diampu olehnya. Karna, lembaga pendidikan tersebut ketika menyeleksi guru untuk menjadi seorang pendidik kurang teliti. Yakni lebih tergiur dari lulusan terpandang dan menilai bahwasanya nilai bagus itu menjadi tolak ukur kepandaian seorang guru tersebut. Padahal belum tentu orang yang gelarnya sarjana hingga doctor itu pandai dan mengerti. Mudah mencari orang pandai namun sulit mencari orang yang pandai dan mengerti. Jadi kaitannya dengan sekolah disini yaitu ketika ada penerimaan guru baru harus betul - betul teliti dalam menyeleksi guru, karna kepala sekolah berhubungan secara langsung dengan pengambilan keputusan. Dimulai dari penyeleksian guru hingga evaluasi hasilnya juga sangat mempengaruhi di dalam lembaga sekolah tersebut. Apabila manajemennya tidak berjalan dengan baik maka masalah – masalah itu akan selalu mengiringi dan tidak  akan pernah menemukan solusinya, berbeda jika manajemennya baik maka silih berganti masalah itu dapat terselesaikan.
2.      Deskripsikan menurut pendapat anda tentang pengertian, karakteristik, manfaat, syarat, maksud dan tujuan MBS?
Jawab:
a.       Pengertian
Istilah manajemen berbasis sekolah terdiri dari tiga kata, yaitu: Manajemen, Berbasis, dan Sekolah. Manajemen adalah pengordinasian dan penyerasian sumber daya melalui sejumlah unit manajemen untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berbasis berarti “berdasarkan pada” atau “berfokus pada”. Sekolah adalah suatu organisasi terbawah dalam jajaran Departemen Pendidikan Nasional yang bertugas memberikan bekal “kemampuan dasar” kepada peserta didik.
Jadi, Manajemen Berbasis Sekolah adalah pengoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua unsur kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah.
Menurut saya MBS Merupakan pemberian otonomi / kewenangan lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dsb) untuk mengelola dan memenuhi kebutuhan berkembangnya mutu sekolah tersebut.
b.      Karakteristik
Karakteristik MBS bisa diketahui dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan sumber daya manusia dan pengelolaan administrasi. Karakter MBS antara lain:
a) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
b) Sekolah memiliki visi dan target yang ingin dicapai
c) Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat
d) Adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah
e) Adanya pengembangan staf sesuai kemajuan iptek
f) Adanya evaluasi yang terus menerus guna perbaikan mutupendidikan
g) Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid dan masyarakat.
c.       Manfaat
a.       Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya dibanding dengan lembaga-lembaga lain.
b.      Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
c.       Sekolah lebih mengetahui sumber daya yang dimilikinya dan input pendidikan yang akan dikembangkan serta didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
d.      Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintahan, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya sehingga sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.
e.       Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
d.      Syarat
a.       MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.
b.      MBS lebih mungkin berhasil jika diterapkan secara bertahap. Kemungkinan diperlukan lima tahun atau lebih untuk menerapkan MBS secara berhasil.
c.       Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan penerapannya, pada saat yang sama juga harus belajar menyesuaikan diri dengan peran dan saluran komunikasi yang baru.
d.      Harus disediakan dukungan anggaran untuk pelatihan dan penyediaan waktu bagi staf untuk bertemu secara teratur.
e.       Pemerintah pusat dan daerah harus mendelegasikan wewenang kepada kepala sekolah, dan kepala sekolah selanjutnya berbagi kewenangan ini dengan para guru dan orang tua murid.
e.       Maksud
MBS merupakan operator kebijakan pendidikan nasional yang independen, mereka bebas berkreasi sesuai dengan karakter lembaganya masing masing, baik dimulai dari menentukan standar mutu, standar kurikulum dan kebijakan lainnya. guru, orang tua, dan anggota masyarakat lainnya dalam keputusan-keputusan penting itu, MBS dipandang dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi para murid.
f.       Tujuan
a.       MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b.       Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibelitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainbilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
c.       Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
d.      Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya, dan Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan penerapan MBS adalah untuk mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis, meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu menyangkut kualitas pembelajaran, kualitas kurikulum, kualitas sumber daya manusia baik guru maupun tenaga kependidikan dan kualitas pelayanan pendidikan secara umum. Bagi sumber daya manusia, peningkatan kualitas bukan hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, melainkan meningkatkan kesejahteraan pula.
3.      Apa persamaan dan perbedaan antara sekolah yang melaksanakan MBS dan yang tidak melaksanakannya?
Jawab:
a.       Persamaan :
Dari kedua lembaga baik yang melaksanakan MBS maupun tidak sama – sama memiliki visi dan misi kearah tercapainya tujuan, sama – sama memiliki stakeholders, sama-sama memiliki pemimpin (kepala sekolah), sama –sama suatu lembaga kependidikan yang didalamnya terjadi interaksi proses belajar mengajar, Memiliki warga (siswa, Guru, Kepala Sekolah, Staf Guru),  Memiliki Logo sekolah

b.      Perbedaan :
Ø  Pada Sekolah yang tidak melaksanakan MBS tugas dan fungsi sekolah lebih pada melaksanakan program dari pada mengambil inisiatif merumuskan dan melaksanakan program peningkatan mutu yang dibuat sendiri oleh sekolah.
Ø  Sedang pada  sekolah yang melaksanakan MBS sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam pengelolan lembaganya, pengambilan keputusan dilakukan secara partisipasif dan partisipasi masyarakt makin besar, sekolah lebih luwes dalam mengelola lembaganya, pendekatan profesionalisme lebih diutamakan dari pada pendekatan birokrasi, pengelolaan sekolah lebih desentralistik, perubahan sekolah didorong oleh motivasi diri sekolah dari pada diatur dari luar sekolah, regulasi pendidikan lebih sederhana peranan pusat bergesr dari mengontrol menjadi mempengaruhi dan dari mengarahkan ke memfasilitasi, dari menghindari resiko menjadi mengolah  resiko, pengunaan uang lebih efesien karena sisa anggaran tahun ini dapat digunakan untuk anggaran tahun depan (Effesiensi-based budgeting), lebih mengutamakan teamwork, informasi terbagi  ke semua warga sekolah, lebih mengutamakan pemberdayaan, dan struktur organisasi lebih datar sehingga lebih efesien. sekolah yang melaksnakan MBS dapat mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis,
4.      Coba jelaskan manajemen sekolah  yang dikatakan bermutu mulai dari input, proses dan outcomenya?
Jawab:
a.       Input : input adalah sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses. Manajemen  sekolah bisa dikatakan bermutu apabila input di sekolah tersebut  melaksanakan kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas, Sumberdaya Tersedia dan Siap (Artinya, segala sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap), Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi, Memiliki Harapan Prestasi yang tinggi, Fokus pada Pelanggan (khususnya Siswa) => Artinya, semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah tertuju utamanya untuk meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik, visi dan misinya tercapai, meningkatkan kesejahteraan materi dan non materi.
b.      Proses: Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan (tingkat sekolah) proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-proses yang lain.
c.       Outcame:
Outcame Hasil jangka panjang: dampak jangka panjang terhadap individu, sosial, sikap, kinerja, semangat, sistem, penghasilan, pengembangan karir, kesempatan pendidikan, kerja, pengembangan dari lulusan untuk berkembang, dan mutu pada umumnya. Manajemen sekolah berada pada seluruh komponen sekolah sebagai sistem, yaitu pada konteks, input, proses, output, outcome, dan dampak karena manajemen berurusan dengan sistem, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian hingga sampai pengontrolan/ pengevaluasian. Kepemimpinan berada pada komponen manusia, baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun pada peserta didik, karena kepemimpinan berurusan dengan banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar